Konsumsi Elpiji Non Subsidi di Kaltim Peminatnya Cukup Tinggi

konversi gas subsidiPT Pertamina menyatakan konversi gas elpiji ber subsidi beralih ke non subsidi berjalan mulus di Kalimantan Timur (Kaltim). Produk elpiji 5,5 kg akan menjadi alternatif pengganti elpiji 3 kg.

Alicia Irzanova (Manager Area Communication & Relations Kalimantan) mengatakan, Pertamina meluncurkan produk elpiji 5,5 kilogram pertengahan Januari lalu dan hingga saat ini, konsumsi elpiji 5,5 kilogram di Kaltim mencapai 300 metrik ton per bulan.

“Peminatnya tinggi dengan konsumsi rata-rata 300 metrik ton per bulan. Padahal baru kami perkenalkan di Kaltim,” ujar dia.

Produk elpiji 5,5 kg diluncurkan untuk mengurangi beban subsidi negara. Golongan keluarga mampu yang masih mengkonsumsi elpiji 3 kg diharapkan beralih pakai produk 5,5 kg, ujar Alicia.

Alicia juga mengatakan “Harus diakui bahwa masih banyak keluarga mampu yang konsumsi gas 3 kg. Padahal gas 3 kilogram hanya diperuntukan keluarga tidak mampu”.

Saat ini pertamina sedang mengkampanyekan konversi dari gas elpiji 3 kg menjadi menggunakan elpiji 5,5 kilogram. Pertamina menerima penukaran dua tabung gas 3 kilogram dengan satu tabung gas 5,5 kilogram.

“Dikenakan biaya tambahan untuk pengisian tabung gasnya,” ujar dia.

Alicia menyebutkan, konsumsi produk elpiji 3 kg masih mendominasi sebesar 300 metrik ton per hari di Kaltim. Konsumen produk gas ini merupakan golongan warga miskin, menengah dan atas. Memang sulit dikendalikan sehingga semua orang bisa membeli tabung gas 3 kg di Kaltim.

Selain itu, Pertamina juga sedang mencoba sistem penggunaan kartu kendali untuk mengontrol penyaluran elpiji 3 kg untuk masyarakat miskin. Kartu kendali gas subsidi ini masih dalam masa uji coba di Tarakan dan Batam.

Asisten Communication & Relations Kalimantan, Bagja Mahendra menyebutkan “sedang kami uji coba di Tarakan dan Batam. Sementara ini hasilnya adalah positif”.

Pertamina telah mengidentifikasi jumlah pasti warga miskin yang berhak mengkonsumsi elpiji subsidi di Tarakan. Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan jumlah keluarga miskin Tarakan sebanyak 3.000 KK (Kepala Keluarga). Ujar Bagja.

Keluarga miskin yang berada di Tarakan, lanjut Bagja diminta membuka rekening bank yang sudah ditunjuk untuk menerbitkan kartu kendali gas subsidi. Kartu kendali ini khusus dipakai untuk transaksi pembelian gas subsidi di Tarakan.

Sistem baru ini mampu memangkas konsumsi gas subsidi Tarakan hingga 28 persen dari alokasi normalnya. Bagja memastikan, warga ekonomi menengah atas Tarakan beralih menggunakan elpiji non subsidi ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram.

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), kata Bagja akan mengadopsi sistem kartu kendali gas subsidi di Tarakan untuk dipakai kota/kabupaten lain di Indonesia. Dia menyebutkan, sistim ini akan di uji coba di Provinsi pada tahun 2017 ini. “Akan di uji coba di Bali dalam waktu dekat nanti,” kata dia.