Pertamina Jamin Stok Elpiji Aman, Tak Perlu Panic Buying karena Wabah Corona

Roberth Marchelino Verieza CSR Pertamina area Kalimantan, mengatakan hingga saat ini pasokan Elpiji serta pelayanan dalam pendistribusian produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kondisi aman. “Rata-rata di atas 14 hari ketahanan stok elpiji di wilayah Kalimantan”.

Sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi dan sangat vital untuk kebutuhan masyarakat, maka Pertamina memastikan bahwa distribusi elpiji aman, begitu pula dengan stok. Dalam menghadapi virus Corona yang saat ini sedang mewabah, Pertamina menghimbau kepada masyarakat untuk lebih bijak dan cerdas dalam megkonsumsi sumber daya energi baik itu minyak ataupun gas elpiji.

Masyarakat tidak perlu panic buying membeli elpiji 3 kilogram karena pasokan elpiji aman. Namun demikian, Robert berujar bagi masyarakat yang mampu dianjurkan untuk membeli elpiji Bright Gas dengan varian produk mulai 220 gram hingga 12 kilogram.

Dia juga menjelaskan, penyaluran produk elpiji sampai minggu ke-2 Maret, sebesar 1.509 MT perhari yang meliputi elpiji subsidi dan non subsidi. Untuk Wilayah Kalimantan Barat sendiri hingga minggu ke-2 Maret, penyaluran BBM jenis gasoline yaitu 1.783 KL perhari dan untuk BBM jenis gasoil sebesar 927 KL perhari dan penyaluran LPG (Subsidi dan Non subsidi ) mencapai 466 MT perhari.

“Dalam usaha ikut mencegahan penyebaran wabah Covid-19 atau virus Corona, sesuai edaran dan imbauan yang diberlakukan Pertamina secara nasional, operator di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum akan tetap melayani dengan optimal sesuai dengan jam operasional SPBU. Kata dia, operator akan menggunakan masker, sarung tangan, dilengkapi dengan hand sanitizer yang diletakkan di beberapa titik di SPBU. Demikian pula penyaluran elpiji diberlakukan hal yang sama. Pekerja Pertamina juga sejak (17/3) hingga (29/3) bekerja dari rumah untuk mencegah terjangkitnya virus tersebut, namun tetap memperhatikan keberlangsungan operasional, distribusi, dan penyaluran BBM dan elpiji,” kata Roberth Marchelino Verieza.

Robert menambahkan, Pertamina juga menghimbau, jika masyarakat menemukan adanya penyimpangan bisa segera melaporkan kepada aparat setempat atau menghubungi Call Centre Pertamina 135.

Konsumsi Elpiji Non Subsidi di Kaltim Peminatnya Cukup Tinggi

konversi gas subsidiPT Pertamina menyatakan konversi gas elpiji ber subsidi beralih ke non subsidi berjalan mulus di Kalimantan Timur (Kaltim). Produk elpiji 5,5 kg akan menjadi alternatif pengganti elpiji 3 kg.

Alicia Irzanova (Manager Area Communication & Relations Kalimantan) mengatakan, Pertamina meluncurkan produk elpiji 5,5 kilogram pertengahan Januari lalu dan hingga saat ini, konsumsi elpiji 5,5 kilogram di Kaltim mencapai 300 metrik ton per bulan.

“Peminatnya tinggi dengan konsumsi rata-rata 300 metrik ton per bulan. Padahal baru kami perkenalkan di Kaltim,” ujar dia.

Produk elpiji 5,5 kg diluncurkan untuk mengurangi beban subsidi negara. Golongan keluarga mampu yang masih mengkonsumsi elpiji 3 kg diharapkan beralih pakai produk 5,5 kg, ujar Alicia.

Alicia juga mengatakan “Harus diakui bahwa masih banyak keluarga mampu yang konsumsi gas 3 kg. Padahal gas 3 kilogram hanya diperuntukan keluarga tidak mampu”.

Saat ini pertamina sedang mengkampanyekan konversi dari gas elpiji 3 kg menjadi menggunakan elpiji 5,5 kilogram. Pertamina menerima penukaran dua tabung gas 3 kilogram dengan satu tabung gas 5,5 kilogram.

“Dikenakan biaya tambahan untuk pengisian tabung gasnya,” ujar dia.

Alicia menyebutkan, konsumsi produk elpiji 3 kg masih mendominasi sebesar 300 metrik ton per hari di Kaltim. Konsumen produk gas ini merupakan golongan warga miskin, menengah dan atas. Memang sulit dikendalikan sehingga semua orang bisa membeli tabung gas 3 kg di Kaltim.

Selain itu, Pertamina juga sedang mencoba sistem penggunaan kartu kendali untuk mengontrol penyaluran elpiji 3 kg untuk masyarakat miskin. Kartu kendali gas subsidi ini masih dalam masa uji coba di Tarakan dan Batam.

Asisten Communication & Relations Kalimantan, Bagja Mahendra menyebutkan “sedang kami uji coba di Tarakan dan Batam. Sementara ini hasilnya adalah positif”.

Pertamina telah mengidentifikasi jumlah pasti warga miskin yang berhak mengkonsumsi elpiji subsidi di Tarakan. Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan jumlah keluarga miskin Tarakan sebanyak 3.000 KK (Kepala Keluarga). Ujar Bagja.

Keluarga miskin yang berada di Tarakan, lanjut Bagja diminta membuka rekening bank yang sudah ditunjuk untuk menerbitkan kartu kendali gas subsidi. Kartu kendali ini khusus dipakai untuk transaksi pembelian gas subsidi di Tarakan.

Sistem baru ini mampu memangkas konsumsi gas subsidi Tarakan hingga 28 persen dari alokasi normalnya. Bagja memastikan, warga ekonomi menengah atas Tarakan beralih menggunakan elpiji non subsidi ukuran 5,5 kilogram dan 12 kilogram.

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), kata Bagja akan mengadopsi sistem kartu kendali gas subsidi di Tarakan untuk dipakai kota/kabupaten lain di Indonesia. Dia menyebutkan, sistim ini akan di uji coba di Provinsi pada tahun 2017 ini. “Akan di uji coba di Bali dalam waktu dekat nanti,” kata dia.