Fakta-Fakta Gas Elpiji yang Perlu Kita Pahami

Bahan bakar Elpiji atau dengan nama lain LPG (Liquid Petroleum Gas), merupakan bahan bakar utama yang saat ini digunakan sehari-hari di masyarakat untuk keperluan memasak di rumah atau digunakan untuk usaha. Pertamina, sebagai produsen gas LPG secara continue terus melakukan upaya sosialisasi penggunaan LPG yang tepat dan aman.

Berikut beberapa fakta tentang gas LPG yang perlu kita ketahui agar penggunaannya tepat dan aman.

ELPIJI CAIR
Gas LPG subsidi 3 kg maupun non subsidi 5,5 kg terdiri dari gas Propane (C3H8) dan gas Butane (C5H12). Jika tabung digoyang akan ada suara seperti air, itu bukan air (H2O). Melainkan gas LPG dalam bentuk cairan (liquified). Gas LPG akan lebih mudah didistribusikan dalam fase cair. Ketika dipakai, Elpiji fase cair ini akan berubah menjadi gas. Jadi jangan pernah membongkar tabungnya karena bisa terbakar atau meledak.

AROMA GAS
Gas LPG sejatinya tidak berbau, tidak berwarna dan tidak beracun. Pertamina menambahkan zat merkaptan pada gas LPG. Maka dari itu gas LPG yang ada disekitar kita jadi memiliki aroma khas. Fungis dari aroma tersebut adalah agar kita dapat mengetahui jika terjadi kebocoran gas. Sehingga bisa lebih cepat untuk mengantisipasi dengan cara menjauhkan dari aliran listrik atau bahan yang mudah terbakar. Tidak perlu khawatir, untuk gas LPG 5,5 kg (Bright Gas) ada katup pengaman ganda DSVS (Double Spindle Valve System). Sehingga dua kali lipat lebih aman.

PENEMPATAN TABUNG
Penempatan tabung gas LPG sangat berpengaruh besar pada keamanan saat menggunakannya. Berat jenis gas Elpiji, lebih berat dari pada udara. Jika ada kebocoran pada selang atau regulator LPG, gasnya tidak menguap ke atas melainkan mengalir turun ke bawah. Jadi letakkan tabung Elpiji di tempat datar, dalam ruangan yang memiliki ventilasi udara yang baik. Jika sirkulasi udara di ruangan tidak lancar atau tertutup, saat bocor maka gas Elpiji akan terkumpul di ruangan dan apabila ada sumber panas seperti api, bisa terjadi kebakaran.

WARNA SEGEL
Warna segel gas merupakan salah satu petunjuk untuk nama agen resmi Pertamina dan wilayah area distribusinya. Segel gas juga berguna sebagai penanda gas LPG dalam keadaan aman dan belum digunakan. Pada gas 5.5 kg atau Bright Gas sudah dilengkapi dengan segel Hologram, untuk lebih menjamin kualitas dan kuantitas LPG dalam tabung. Dengan fitur segel hologram bergambar Logo Pertamina, Logo Bright Gas dan Logo LPG yang akan berubah warna jika hologram tersebut dilihat dari sisi yang berbeda.

KEASLIAN ELPIJI
Ciri-ciri tabung gas LPG 3 kg yang asli adalah dilengkapi dengan embos logo Pertamina pada pegangan tabung , kita bisa melihat logo SNI, nomor seri, kode produksi, kapasitas air didalam tabung, berat tabung pada saat diproduksi atau tara weight, test pressure (test pengujian pada saat diproduksi). Informasi bulan dan tahun produksi tabung, terdapat juga stamping yang menunjukkan bulan dan tahun uji ulang tabung. Sehingga memudahkan kita untuk mengetahui produksi tabung gas Elpiji 3 kg.

PENGGUNA ELPIJI
Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No 26 Tahun 2009, gas LPG 3 Kg bersubsidi diperuntukkan bagi masyarakat miskin. Kategorinya yaitu keluarga dengan pendapatan maksimal 1,5 juta/bulan. Usaha mikro yang punya kekayaan bersih maksimal 50 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan). Juga usaha mikro dengan pendapatan maximal 300 juta/tahun. jadi keluarga mampu, Aparatur Sipil Negara (ASN), bisnis hotel, restoran, komersial dan industri mesti pakai Elpiji non subsidi seperti Bright Gas 5,5 Kg dan Elpiji 12 Kg. Itu diatur dalam Perpres No 104 tahun 2007.

STANDAR BERAT
Standar berat tabung gas Elpiji 3 kg dengan isi rata-rata 8 Kg (± 0.05kg). Berat tabung kosong 5 kg, ditambah isi gas 3 kg. Setiap pangkalan gas diwajibkan memiliki timbangan untuk mengetahui berat tabung dan drum berisikan air untuk memastikan tidak ada kebocoran pada tabung. Jika berat tabung Elpiji dengan isi di bawah 7,905 kg, Kita bisa minta penukaran kepada pangkalan Elpiji resmi Pertamina. Untuk Bright Gas 5,5 kg. Cara mendapatkannya cukup menelepon Pertamina 135 dan petugas akan mengantarkan sampai ke rumah Anda. Jika ada ketidaksesuaian, tinggal telepon dan bebas antri.

Pertamina Jamin Stok Elpiji Aman, Tak Perlu Panic Buying karena Wabah Corona

Roberth Marchelino Verieza CSR Pertamina area Kalimantan, mengatakan hingga saat ini pasokan Elpiji serta pelayanan dalam pendistribusian produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kondisi aman. “Rata-rata di atas 14 hari ketahanan stok elpiji di wilayah Kalimantan”.

Sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi dan sangat vital untuk kebutuhan masyarakat, maka Pertamina memastikan bahwa distribusi elpiji aman, begitu pula dengan stok. Dalam menghadapi virus Corona yang saat ini sedang mewabah, Pertamina menghimbau kepada masyarakat untuk lebih bijak dan cerdas dalam megkonsumsi sumber daya energi baik itu minyak ataupun gas elpiji.

Masyarakat tidak perlu panic buying membeli elpiji 3 kilogram karena pasokan elpiji aman. Namun demikian, Robert berujar bagi masyarakat yang mampu dianjurkan untuk membeli elpiji Bright Gas dengan varian produk mulai 220 gram hingga 12 kilogram.

Dia juga menjelaskan, penyaluran produk elpiji sampai minggu ke-2 Maret, sebesar 1.509 MT perhari yang meliputi elpiji subsidi dan non subsidi. Untuk Wilayah Kalimantan Barat sendiri hingga minggu ke-2 Maret, penyaluran BBM jenis gasoline yaitu 1.783 KL perhari dan untuk BBM jenis gasoil sebesar 927 KL perhari dan penyaluran LPG (Subsidi dan Non subsidi ) mencapai 466 MT perhari.

“Dalam usaha ikut mencegahan penyebaran wabah Covid-19 atau virus Corona, sesuai edaran dan imbauan yang diberlakukan Pertamina secara nasional, operator di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum akan tetap melayani dengan optimal sesuai dengan jam operasional SPBU. Kata dia, operator akan menggunakan masker, sarung tangan, dilengkapi dengan hand sanitizer yang diletakkan di beberapa titik di SPBU. Demikian pula penyaluran elpiji diberlakukan hal yang sama. Pekerja Pertamina juga sejak (17/3) hingga (29/3) bekerja dari rumah untuk mencegah terjangkitnya virus tersebut, namun tetap memperhatikan keberlangsungan operasional, distribusi, dan penyaluran BBM dan elpiji,” kata Roberth Marchelino Verieza.

Robert menambahkan, Pertamina juga menghimbau, jika masyarakat menemukan adanya penyimpangan bisa segera melaporkan kepada aparat setempat atau menghubungi Call Centre Pertamina 135.

Sebelum Bahaya Mengancam, Kenali Ciri-Ciri Gas Elpiji Oplosan

Seperti yang kita ketahui gas elpiji merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga yang paling penting. Banyak orang yang berusaha mencari keuntungan dari gas elpiji, karena sifatnya yang sangat penting dan pokok. Akan tetapi tidak sedikit juga pedagang yang berbuat tidak bertanggung jawab untuk mengambil kesempatan emas ini dan keuntungan yang sebanyak banyaknya tanpa memikirkan keselamatan orang lain. Menjual gas elpiji oplosan adalah salah satu contohnya.

Banyak konsumen yang tertipu oleh gas oplosan tersebut. Sehingga menyebabkan para pembeli mengalami kerugian yang seharusnya tidak dialami. Untuk menghindari hal tersebut diatas, sudah saatnya kita konsumen mencoba lebih teliti dengan memperhatikan ciri-cirinya sebagai berikut.

1. Perhatikan tabungnya terlebih dahulu
Tabung gas yang biasanya kita beli itu kondisi fisiknya sangat baik. Walaupun terkadang tabungnya sedikit kotor, tapi masih bisa dikatakan layak. Namun, hal tersebut tidak akan ditemukan di tabung gas elpiji oplosan. Karena wujud penampakan dari elpiji oplosan itu sangat jauh dari kata sempurna. ciri-cirinya, tabung gas tidak mulus banyak cat yang terkelupas. Selain itu terdapat beberapa bagian yang penyok dan yang paling mencurigakan adalah segelnya pasti dalam keadaan sobek.

2. Cek apakah ada tulisan SNI atau tidak
Tidak hanya rubber seal yang harus ber SNI, di tabung gas elpiji baik itu tabubg yang 3 kg atau 12 kg pasti ada tertera tulisan SNI dan Pertamina. Tulisan tersebut juga dicap permanen sehingga membuktikan bahwa itu adalah tabung gas elpiji yang asli. Namun, kedua tulisan tersebut tidak akan ditemukan pada tabung yang oplosan. Tabung gas oplosan hanya memiliki warna yang mirip tapi tidak ada sama sekali tulisan di sana.

3. Wajib lihat dan cek kondisi segelnya juga
Jika tabung gas yang masih baru bisa dipastikan kondisi segelnya masih utuh. Tidak ada bekas sobekan ataupun kendor. Tulisan info nama alamat agen juga terlihat jelas di bagian segel tersebut. Jadi pastikan saat kita membeli tabung gas keadaannya seperti itu, lebih baik abaikan dan tinggalkan jiga kondisinya tidak sesuai. Karena kemungkinan besar itu adalah tabung gas elpiji yang sudah dioplos oleh penjualnya. Biasanya sih untuk meyakinkan para pembeli, para pedagang yang tidak bertanggung jawab tersebut akan membuat segel baru atau plastik wraping kemudian menempelkannya ke tabung gas elpiji itu. Tapi tidak perlu khawatir karena segel yang palsu enggak akan ada tulisan informasi data nama agennya.

4. Kondisi Rubber/Karet juga harus diperhatikan
Hal yang satu ini juga tidak kalah pentingnya. Karet yang ada di dalam saluran gas yang terletak pada bagian atas ini harus dalam keadaan yang tebal sekaligus rapi. Jika karet tersebut sudah kendor atau rusak, bisa jadi itu adalah tabung gas elpiji oplosan. Lagipula kalau rubber seal atau karet mengalami kerusakan, bisa mengakibatkan bahaya bagi yang memakainya. Karena karet itu berfungsi untuk penahan tekanan gas saat regulator dipasang. Jadi kalau karet tersebut rusak, tabung gas bisa mengalami kebocoran dan yang paling parah adalah meledak.

5. Beratnya tabung gas elpiji 3kg juga bisa di jadikan acuan
Jika sudah terlanjur membeli tabung gas dan ada rasa yang mengganjal di dalam hati, bisa dicek sendiri di rumah. Caranya gemana? caranya adalah dengan menimbang berat tabung tersebut. Berat untuk tabung gas yang berwarna hijau 3kg, total beratnya adalah 8 kg. Sedangkan yang berwarna biru 12kg kurang lebih 27,2 kg. Jika ditemukan beratnya kurang dari itu artinya yang dibeli adalah tabung gas oplosan. Sehingga kalau sudah mengalami hal seperti itu diatas, langsung kembalikan gasnya ke penjualnya.

 

Cara Membedakan Tabung Gas Asli dengan Palsu

Belakangan ini banyak informasi berita perihal tabung gas palsu dan selayaknya untuk kita lebih berhati-hati dalam membeli tabung gas agar tidak tertipu.

Lalu, bagaimana cara membedakan tabung gas asli dengan palsu ? berikut ini sedikit info untuk bisa membedakan tabung gas asli dengan palsu.

Tutup tabung gas lpg pada umumnya terbagi menjadi dua jenis, yakni seal cap dan plastic wrap.

Sealcap digunakan menutup valve tabung LPG yang sudah diisi di mana warnanya sesuai dengan stasiun pengisian di wilayah tertentu. Plastic wrap merupakan plastik yang menutupi sealcap sebagai identitas agen untuk mendistribusikan tabung LPG 3 kg tsb.

Meski begitu, masyarakat dihimbau tetap untuk mengecek tabung saat membeli tabung LPG.

Adapun hal yang perlu diperhatikan ketika membeli tabung gas LPG :
– Berat tabung dan isi sesuai ketentuan
– Dilengkapi dengan rubber seal yang dalam kondisi baik
– Membeli melalui jalur resmi seperti, SPBU, Agen dan Pangkalan Resmi.

Selain itu, untuk mengecek apakah tabung LPG mengalami kebocoran atau tidak, bisa dengan mencelupkan badan tabung ke air.

“Bila tidak ada gelembung yang muncul, maka pertanda tidak ada kebocoran”.

Diketahui, ciri-ciri tabung lpg rusak atau palsu secara umum yaitu:
1.Tercium bau LPG menyengat
2.Terdapat bunga es pada titik kebocoran di tabung LPG
3.Terdengar bunyi mendesis pada regulator
4.Muncul gelembung udara dari titik kebocoran jika diusap dengan air sabun.

Terkait perbedaan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk elpiji 3 kilogram, HET tergantung wilayahnya dan setiap wilayah berbeda-beda tergantung dari ketetapan masing-masingg Pemda.

Harga yang lebih tinggi dari HET, imbuhnya biasanya ditemukan di tingkatan pengecer. Oleh karena itu, pihaknya menyarankan kepada konsumen untuk membeli gas LPG di agen dan pangkalan resmi.

Pangkalan Mengaku Kewalahan, Pendistribusian Gas Melon 3kg Salah Sasaran

Banyaknya warga masyarakat mampu yang menikmati gas elpiji 3kg sudah terjadi sejak lama di Kota Solo-Jateng.

Pendistribusian gas melon subsidi yang tidak pas sasaran ini diakui seorang pemilik pangkalan gas elpiji 3kg. Iwan mengakui, selama ini sulit untuk membatasi pembelian gas elpiji.

Dalam praktiknya, peraturan menunjukan KTP sulit dilakukan. Terlebih, selama ini pembeli gas 3 kg kebanyakan tetangganya sendiri.

“Agen sudah menginformasikan kalau pembeli gas subsidi harus memenuhi beberapa syarat. Diantaranya adalah menunjukkan KTP,” Iwan menjelaskan saat ditemui di pangkalannya yang ada di jalan MT Haryono, Solo.

Lanjut Iwan lagi, tetapi dalam praktiknya hal itu sulit dilakukan. Karena selama ini pembeli gas tiga kilogram kebanyakan adalah tetangganya sendiri.

“Sudah saling kenal satu dengan lainnya lama-lama sungkan juga karena harus meminta untuk menunjukan KTP saat akan membeli gas elpiji 3kg”, ungkapnya.”

Tidak hanya menunjukkan KTP, ada juga syarat lain yakni mengisi data pembelian. Data ini dibuat sebuah buku yang nantinya dijadikan sebagai laporan ke agen.

Iwan pun akhinya tidak bisa melakukan pendataan secara rutin dikarenakan rekap laporan bulanan banyak perubahan data dan repot harus meminta tanda tangan pembeli. Hal inilah yang membuat dirinya sering mendapatkan teguran dari agen yang menaunginya.

“Sering diingatkan dan ditegur agar tertib dalam melakukan pendataan konsumen dan plastik segel tabung gas 3kg. Kalau tidak ancamannya tidak lagi disetori,” jelas Iwan.

Sales Executive LPG Pertamina MOR IV wilayah Soloraya, mengatakan rata-rata konsumsi gas LPG bersubsidi 3kg lebih dari 300 tabung setiap minggunya.

“Saat ini konsumsi LPG terutama yang bersubsidi di Kota Solo mencapai 2.300 MT per bulan atau setara dengan 760 ribu tabung setiap bulannya, jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan konsumsi masyarakat”.

Gas Elpiji 3 Kg Non-Subsidi Mulai 1 Juli 2018 Akan Dipasarkan Pertamina

PT Pertamina menyatakan sudah siap memasarkan Elpiji 3 Kg yang tidak bersubsidi atau non-subsidi kepada masyarakat mulai 1 Juli 2018.

Nicke Widyawati (Plt) Direktur Utama Pertamina menyatakan belum bisa memastikan berapa harga jual produk gas elpiji 3 Kg yang baru ini. Dia hanya memastikan, Elpiji jenis ini akan dipasarkan ke wilayah distribusi produk Elpiji tabung 12 kg.

Nicke juga belum bisa mengungkapkan berapa banyak jumlah tabung Elpiji 3 kg yang akan dilepas untuk dijual dipasaran. “Ini sedang kami lihat dulu. Kami lihat juga stoknya nanti terakhir bagaimana,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta.

Alasan utama Pertamina meluncurkan produk Elpiji 3 kg non-subsidi adalah karena adanya permintaan dari masyarakat. Banyak masyarakat yang sebenarnya mampu, tapi membeli Elpiji bersubsidi, karena produk Elpiji tabung 3 kg hanya ada yang bersubsidi.

Dia mencontohkan masyarakat yang tinggal di komplek perumahan dan apartemen yang sebenarnya memerlukan Elpiji 3 kg non-subsidi. Menurutnya, “Dia ngapain beli yang besar (elpiji 12 kg)? Karena demand ada, makanya kami siapkan”

Pertamina sudah memulai uji coba produk elpiji ini sejak akhir tahun lalu. Uji coba ini dilakukan di dua tempat Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.

Warna tabung gas elpiji 3 Kg ini nantinya mirip seperti Bright Gas ukuran 5,5 kg yaitu merah muda. Adapun bentuk dan ukuran tabung masih sama dengan tabung gas elpiji subsidi 3 kg atau yang sering disebut masyarakat gas Melon.

Nicke menyebutkan “Yang pasti tidak ada tulisan ‘Khusus Masyarakat Miskin’ pada tabung gas elpiji 3 kg non-subsidi”. Dengan adanya produk Elpiji ini, dia menjamin Pertamina tidak akan mengurangi pasokan Elpiji 3 kg yang bersubsidi.

Penyebab Kebocoran Pada Tabung Gas 3kg Lebih Sering Terjadi Dibanding 12kg

Secara fisik tabung elpiji 12 kg lebih berat dibanding dengan tabung elpiji 3 kg, karena itu pembeli gas 12 kg umumnya minta diantar kerumah, kemudian minta tolong dipasangkan keregulatornya oleh petugas atau agen yang memang sudah diberikan pembekalan mengenai cara pemasangan gas elpiji dan regulatornya. Apabila pada saat pemasangan regulator terjadi kebocoran gas, biasanya yang mengantarkan gas lpg sudah menyiapkan atau membawa “seal karet” yang baru untuk menggantikan seal karet yang lama, hingga tidak terjadi bocoran gas. Bantuan pengantar gas memasangkan regulator dan mengganti “seal karet” seperti diatas, secara tidak langsung memberi pelatihan kepada pemakai tabung gas 12 kg.

Sebaliknya pada tabung gas elpiji dengan ukuran 3 kg, karena cukup ringan terkadang pembeli membawa sendiri tabung kerumah, dan memasang sendiri regulatornya. Apabila terjadi kebocoran, disamping mereka tidak mempunyai cadangan “seal karet” yang baru mereka juga tidak paham bagaimana mengganti “seal karet”, sehingga pada waktu terjadi bocoran, mereka paksakan untuk memakainya karena gas sudah terlanjur dibeli dan sangat dibutuhkan untuk memasak atau melanjutkan memasak, tanpa mengetahui bahaya yang akan menimpanya. Disinilah perlunya sosialisasi lebih ditekankan pada pemakai tabung gas ukuran 3 kg

Aktifitas pengoplosan gas elpiji juga turut andil mempercepat turunnya daya elastis “seal karet”, tetapi bukan merupakan faktor utama penyebab penurunan kinerja seal karet. Ada atau tidak adanya aktifitas pengoplosan gas elpiji, seal karet cepat atau lambat akan getas dan dapat menimbulkan kebocoran gas.

Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi korban kebocoran gas adalah :

1. Kinerja (daya pegas) “seal karet” akan terus menurun dengan bertambahnya waktu pakai (dihitung sejak “seal karet” dimasukkan dalam tabung gas). Suatu saat yang tidak terlalu lama (dalam hitungan bulan) “seal karet” pasti akan bocor (tidak kuat menahan tekanan gas). Ini adalah merupakan sifat bahan karet yang tidak dapat dirubah, selama kita menggunakan karet sebagai seal.

2. Mengingat pendeknya umur pakai “seal karet” seperti dijelaskan diatas, demi keselamatan, kami menyarankan “seal karet” yang terpasang pada tabung harus selalu dalam keadaan baru. Ini adalah tugas Pertamina. Seal karet harus diganti yang baru pada saat tabung diisi ulang.

3. Kualitas seal karet harus ditingkatkan agar daya elastisnya dan daya getasnya tidak mudah cepat menurun, apabila terkena tekanan.

4. Masyarakat pengguna gas LPG sebaiknya diberi pelatihan bagaimana mengganti seal karet apa bila terjadi bocoran gas karena kerusakkan “seal karet”.

Klarifikasi Pertamina Soal Karet Seal Tabung Gas

Bogor – PT Pertamina memastikan para petugasnya selalu melakukan quality control (QC) terhadap kondisi karet seal atau biasa disebut rubber seal sebelum melakukan pengisian gas Lpg. Dengan cara itu kelayakan fungsi karet seal pada tabung gas secara otomatis terdeteksi saat dilakukan pengisian gas tersebut.

Pertamina menginformasikan hal tersebut dalam situs resminya guna menjawab informasi di sosial media dan WA group terkait informasi yang belum jelas sumbernya dengan judul GERAKAN CABUT KARET SEAL/PENGAMAN TABUNG GAS.

Berikut ini klarifikasi yang disampaikan oleh pihak Pertamina :

1. Rubber seal merupakan salah satu komponen valve LPG yang berfungsi sebagai seal/pelindung ketika aktivitas pemasangan regulator (sebagai alat pengatur aliran LPG) yang dipasangkan pada valve tabung LPG.
2. Pemilihan jenis karet sebagai komponen utama rubber seal tersebut telah disesuaikan dengan produk hidrokarbon yang terkontak langsung yaitu degan material LPG, sehingga tidak benar jika dikatakan umur pakai rubber seal hanya satu kali pemakaian.
3. Sebagaimana material berbahan dasar karet pada umumnya, rubber seal memiliki umur/masa pakai tertentu. Kelayakan dari fungsi rubber seal serta keberadaannya pada valve LPG secara otomatis akan terdeteksi ketika kegiatan pengisian tabung gas LPG di stasiun pengisian tabung Pertamina dilakukan.
4. Secara visual, petugas Pertamina juga melakukan quality control (QC) atas keberadaan karet seal sebelum dilakukan pengisian gas. Jika karet seal atau rubber seal tidak ada pada tabung atau kondisinya telah rusak/getas maka ketika pengisian tabung dilakukan akan timbul kebocoran yang sangat mudah di deteksi secara visual. Selanjutnya petugas pengisian akan memisahkan tabung-tabung yang rubber sealnya sudah rusak / tidak ada tersebut untuk diganti rubber sealnya.
5. Untuk para pengguna gas LPG agar memperhatikan keamanan penggunaan tabung gas LPG, dimana salah satu ketentuan terkait safety ini adalah “Dilarang mencongkel valve tabung LPG”, karena hal ini dapat merusak spindle valve dan dapat menyebabkan kebocoran pada tabung.

Oleh karena itu, penanganan atau pengambilan rubber seal dengan cara mencongkel sendiri oleh konsumen sangat tidak disarankan, karena jika tidak dilakukan oleh personil yang sudah terlatih akan berpotensi merusak komponen valve yang lain sehingga dapat menimbulkan kebocoran tabung.

Mari kita gunakan tabug gas LPG secara aman dan bijak. Bila ada keluhan silahkan hubungi Agen/pangkalan gas terdekat atau Contact Pertamina di 1 500 000.

Skema Penyaluran Subsidi Gas Elpiji 3 Kg ke Bansos Terancam Mundur Tahun Depan

Penyaluran subsidi gas LPG 3 kg akan dirubah skemanya tidak lagi ke barang. Agar penyaluran subsidi tepat sasaran, pemerintah mengintegrasikan subsidi ini ke bantuan sosial. Namun dalam prosesnya, penyaluran subsidi gas melon 3 kilogram ini terancam mundur pelaksanaannya.

Masih ada beberapa persoalan yang harus diselesaikan terlebih dahulu antar kementerian. Atas hal itu, jadwal pelaksanaan dikhawatirkan mundur pelaksanaannya pada Januari 2018. Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial Andi ZA Dulung mengatakan.

Seharusnya dimulai 1 Januari 2018, tapi masih ada kendala yang harus diselesaikan. Jika sampai Oktober tidak ada keputusan, saya khawatir implementasinya tidak bisa di bulan Januari,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (31/8/2017).

Andi membenarkan untuk mengintegrasikan penyaluran subsidi ke dalam bantuan sosial membutuhkan waktu yang cukup. Meskipun demikian, pihaknya akan menyediakan basis data terpadu yang akan menjadi patokan pemberian subsidi elpiji 3 kg.

Data yang tercatat oleh kita sebanyak 25,7 juta warga tidak mampu bisa mendapatkan subsidi elpiji, tuturnya.

Di sisi lain, nantinya penerima PKH (Program Keluarga Harapan) juga akan menerima subsidi elpiji. Selain bantuan subsidi, keluarga penerima manfaat juga akan masuk dalam program BPNT (bantuan pangan non tunai) sebesar Rp 110.000 setiap bulan.

“Tahun ini sebanyak 1,2 juta telah dikucurkan di 44 kabupaten kota. Jumlah ini akan terus bertambah hingga mencapai 15,5 juta KPM (Keluarga Penerima Manfaat) bisa menerima BPNT,”ujar Andi juga.

Pertamina Tambah Stok Elpiji di Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara

JEMBER – PT Pertamina Marketing Operation Region V memastikan pasokan elpiji di wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara dalam kondisi aman.

“Kami juga telah menyiapkan penambahan LPG sebesar 15% di atas kebutuhan normal di bulan Ramadan kemarin,” ujar Area Manager Communications & Relations, Heppy Wulansari.

Dari pengalaman setiap tahunnya, selama bulan Puasa hingga Lebaran, konsumsi elpiji selalu mengalami peningkatan.

“Peningkatan ini biasanya karena ada tradisi syukuran sebelum memasuki Ramadan, lalu peningkatan aktivitas di industri kecil, hingga aktivitas memasak di rumah tangga,” ujarnya menjelaskan.

Penambahan elpiji sebanyak 15% itu dinilai sudah sangat cukup untuk memenuhi peningkatan permintaan selama bulan Ramadan kemarin hingga hari raya idul fitri.

Pertamina memberikan data, dengan penambahan 15% tersebut, volume elpiji 3 Kg yang disalurkan Pertamina MOR V untuk wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara pada bulan Mei lalu mencapai 127.220 metrik ton atau sekitar 42.409.667 tabung.

Selain elpiji subsidi 3 kg, Pertamina juga meningkatkan stok elpiji non subsidi kemasan 12 kg dan 5,5 kg sebesar 2% di atas konsumsi normal.

“Kami ingatkan kembali kepada masyarakat untuk memperhatikan aspek safety dalam penggunaan LPG, pada tabung ada petunjuk penggunaan di stiker tabung LPG,” pungkasnya.